Suruh, Buruh dan Rusuh

Munggur

Rasanya sudah menjadi kebiasaan tersendiri untuk menyuruh seseorang yang lebih muda, lebih rendah posisi jabatannya (itu pun kalau punya jabatan) atau lebih bisa disuruh-suruh.

Direktur menuruh manajernya. Dan kemudian si manajer menuruh bawahannya yang lalu terus menyuruh pekerjanya. Para pekerja yang bisa disebut mandor tentu akan menyuruh yang paling bisa disuruh-suruh, yaitu buruh.

Buruh tak bisa menyuruh siapa pun lagi. Jelas karena kelasnya paling memelas. Maka bekerjalah para buruh ini. Atas suruhan para penyuruh yang saling menyuruh. Sampai di sini, masih belum bingung, kan?

Masalahnya daya tahan buruh untuk disuruh ada batasnya. Bila disuruh terus-menerus tapi hanya mendapat gaji tidak utuh padahal sudah berpeluh maka timbullah rasa jenuh.Lalu timbullah rusuh.

Bila tidak ingin buruh menjadi rusuh, hendaklah tidak menyuruh lebih dari yang seharusnya. Bila tidak, bisa jadi pabrik atau alat produksi terbakar musnah tanggal 1 Mei 2007bertepatan dengan Hari Buruh.

Lihat pos aslinya

Nasib Buruh Pabrik

Munggur

Siapa sih memangnya yang mau menjadi buruh pabrik?

Tidak ada rasanya anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar yang memiliki cita-cita sebagai buruh pabrik bila sudah besar nanti.

Tidak ada pula buruh pabrik yang memiliki aspirasi untuk bekerja hingga pensiun dan tetap memiliki status profesi sebagai buruh pabrik.

Tidak ada kisah sukses dari seorang buruh pabrik. Yang ada hanyalah cerita keberhasilan seseorang menjadi pengusaha atau pejabat kantoran yang awalnya dulu pernah menjadi buruh pabrik. Tapi tidak ada buruh pabrik yang sukses; baik secara finansial atau intelektual.

Buruh pabrik itu semata hanya alat produksi yang berbasis tenaga manusia. Tak lebih dari itu. Bila tak produktif, eksistensinya tak lagi berarti. Semisal bila sudah usia lanjut, sakit-sakitan atau tak lagi rajin.

Buruh pabrik juga dianggap komponen yang bisa direduksi bila kuota produksi berkurang. Namun jumlah buruh pabrik akan ditambah saat permintaan meningkat. Naik turunnya produksi berkorelasi dengan penambahan dan pengurangan jumlah buruh di…

Lihat pos aslinya 602 kata lagi

BERITA MISTIK: PETI HARTA KARUN BERISI RIBUAN KOIN EMAS KUNO DAN PEDANG EMAS DITEMUKAN DI ACEH

MARKAS KELUARGA BESAR KAMPUS WONG ALUS

20131112_penemuan-koin-emas-kuno_7857Warga Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, sempat dihebohkan oleh penemuan koin emas (dirham) dalam jumlah besar di kuala Krueng Doy, Gampong Merduati. Peristiwa tersebut, terjadi pada Senin (11/11/2013) lalu. Ratusan warga terus berdatangan dan beramai-ramai menyusuri aliran Krueng Doy untuk mencari koin  kuno itu.

Informasi temuan koin emas ini, awalnya diketahui Serambi dari warga Lampaseh Aceh, Senin sore. Ia menyebutkan, seorang tetangganya mendapat sejumlah kepingan koin emas seukuran kancing baju, di dasar kuala Krueng Doy.

“Ada tetangga baru pulang cari emas di sungai. Banyak orang disitu rame-rame turun ke sungai. Dapatnya banyak, ada yang sudah jual ke pasar sampai seratus juta lebih. Tapi sekarang lokasinya sudah dijaga oleh polisi,” kata warga tersebut.

Di lokasi penemuan koin emas tersebut, selepas Magrib, terlihat  puluhan orang pria dan wanita, mulai dari orang tua sampai anak-anak, berada di dalam sungai dengan peralatan senter, ember, dan perlengkapan lainnya.

Diperoleh informasi bahwa aparat polisi bukan melarang warga…

Lihat pos aslinya 2.364 kata lagi

Cipanas Ciniru Kurang Mendapatkan Perhatian Pemkab


 cipanas-ciniru.jpg

Foto AJUN MAHRUDIN

Keterangan gambar : Sekelompok orang tengah  mandi di Cipanas Ciniru yang dikenal  dengan air panasnya dan  memiliki khasiat  untuk pengobatan pelbagai jenis penyakit.***

=================================================

Sumber air panas atau biasa disebut Cipanas yang ada di Kab. Kuningan demikian banyak, dan manfaatnya sudah dirasakan oleh khalayak. Sebut saja Cipanas yang terdapat di Desa Sangkanurip Kec. Cilimus, lembah Cilengkrang Desa Pajambon Kec. Kramatmulya, di  Desa Cibingbin Kec. Cibingbin, Desa Ciniru Kec. Ciniru  serta Cipanas di Desa Ciniru Kec. Jalaksana.

Cipanas yang telah ditata dan menghasilkan pajak serta retribusi baru Cipanas di Desa Sangkanurip. Sedangkan di tempat lain belum ditangani secara optimal. Entah alasannya  apa, Pemkab hanya memanfaatkan satu sumber air panas saja sementara di empat lain dibiarkan tidak terawat.

Seperti Cipanas yang terdapat di tanah bengkok Desa Ciniru Kec. Jalaksana, keberadaannya sangat memerihatinkan dan tidak mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Kuningan. Tidak ada fasilitas pendukung seperti…

Lihat pos aslinya 539 kata lagi