Rasanya sudah menjadi kebiasaan tersendiri untuk menyuruh seseorang yang lebih muda, lebih rendah posisi jabatannya (itu pun kalau punya jabatan) atau lebih bisa disuruh-suruh.
Direktur menuruh manajernya. Dan kemudian si manajer menuruh bawahannya yang lalu terus menyuruh pekerjanya. Para pekerja yang bisa disebut mandor tentu akan menyuruh yang paling bisa disuruh-suruh, yaitu buruh.
Buruh tak bisa menyuruh siapa pun lagi. Jelas karena kelasnya paling memelas. Maka bekerjalah para buruh ini. Atas suruhan para penyuruh yang saling menyuruh. Sampai di sini, masih belum bingung, kan?
Masalahnya daya tahan buruh untuk disuruh ada batasnya. Bila disuruh terus-menerus tapi hanya mendapat gaji tidak utuh padahal sudah berpeluh maka timbullah rasa jenuh.Lalu timbullah rusuh.
Bila tidak ingin buruh menjadi rusuh, hendaklah tidak menyuruh lebih dari yang seharusnya. Bila tidak, bisa jadi pabrik atau alat produksi terbakar musnah tanggal 1 Mei 2007bertepatan dengan Hari Buruh.